Minimalkan Jejak Karbon dengan Jarimu

Dipublikasikan pada: 20 February 2022

Minimalkan Jejak Karbon dengan Jarimu

Artikel ini ditulis oleh Suryani Amin, ICLEI Local Governments for Sustainability Indonesia Office. ICLEI – Local Governments for Sustainability, salah satu mitra pembangunan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merupakan jaringan global yang terdiri dari lebih dari 2.500 pemerintah lokal dan regional yang berkomitmen untuk pembangunan perkotaan, ICLEI berperan dalam kebijakan keberlanjutan dan mendorong tindakan lokal untuk pembangunan rendah emisi, berbasis alam, adil, berketahanan dan sirkular.

Jejak karbon merupakan konsep untuk menghitung berapa banyak emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas seseorang atau proses dari sebuah sistem. Emisi karbon yang dihasilkan ini, yang mempengaruhi terjadinya perubahan iklim melalui proses yang biasa kita kenal sebagai pemanasan global. 
Karena segala aktivitas produksi dan konsumsi barang dan jasa menghasilkan emisi gas rumah kaca, ada baiknya kita membatasi jejak karbon masing-masing untuk mengurangi emisi yang secara perlahan membahayakan bumi.

Sektor digital dan internet merupakan termasuk salah satu sektor yang terus menghasilkan jejak karbon karena karena tingginya konsumsi teknologi digital dan internet. The Shift Project melaporkan bahwa konsumsi energi dan teknologi digital menyumbang sebesar 3,7?ri gas rumah kaca secara global yaitu termasuk emisi yang dihasilkan dari proses manufaktur perangkat audio visual seperti radio, televisi, komputer, dan smartphone. Penggunaan jaringan dan penyimpanan data berbasis online juga termasuk dalam emisi digital, dan terus meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dengan fitur-fitur baru untuk perangkat digital kita.

Penetrasi smartphone di Indonesia diperkirakan mencapai 89% populasi pada 2025. Lebih dari setengah populasi di Indonesia atau 56,2% telah menggunakan ponsel pintar pada 2018. Setahun setelahnya, sebanyak 63,3% masyarakat menggunakan smartphone dan dalam kurun waktu enam tahun sejak 2019, penetrasi smartphone di tanah air tumbuh 25,9% (Statista, 2020)

Jejak karbon digital akan terus meningkat jika masyarakat tidak terinformasi
Penggunaan internet memakai energi yang sangat besar, dan setiap sumber energi yang terpakai menimbulkan jejak karbon. Jejak karbon ini muncul sejak dari proses manufaktur, pengapalan, penggunaan listrik dan pendinginan sampai saat digunakan, seperti browsing informasi, penggunaan server, penyimpanan data, email, bahkan streaming video. Kegiatan penggunaan internet ini tidak bisa dipungkiri sudah menjadi bagian dari keseharian bagi masyarakat saat ini.
Meningkatkan literasi digital dan internet perlu dibarengi dengan penginformasian untuk meminimalkan jejak karbon dari penggunaannya. Artinya, upaya mendorong melek teknologi pada masyarakat sekaligus mendorong penggunaan teknologi yang bertanggung jawab. Untuk itu, berikut beberapa cara yang dapat kita dilakukan mengacu  pada  sejumlah rujukan:

 
  1. Merapikan ulang dan mengurangi jumlah data pada penyimpanan.  Proses ini bisa melibatkan kegiatan seperti menyeleksi  ulang  jika terdapat  data terduplikasi, mengecilkan resolusi untuk file dalam format audio atau visual, menghapus data yang tidak diperlukan dan menata  ulang susunan data. Pencarian data yang mudah dan cepat, akan meringankan  beban penggunaan energi. Kapasitas penyimpanan pasti memungkinkan untuk diperbesar dengan fasilitas layanan komersial yang tersedia, namun akan lebih bijak jika kita bisa memilah sendiri dengan bertanggung jawab.
     
  2. Hanya mengganti perangkat  pada saat diperlukan.  Seringkali konsumen tergoda untuk mengganti perangkat  dengan iming-iming  teknologi yang lebih baik. Namun kita sering tak awas mengakui bahwa kebutuhan kita sudah tercukupi dengan perangkat yang  tersedia sekarang.  Ingat kembali bahwa proses  produksi perangkat hingga sampai ke tangan kita melibatkan kegiatan manufaktur yang tidak sederhana dan tahapan  logistik rumit.  Kerap mengganti perangkat telepon pintar atau komputer, berarti menambah jejak karbon penggunanya. Hanya perlu menunggu hingga saat yang tepat untuk mengganti.
     
  3. Mengelola  penggunaan  video dan audio. Browsing, menonton film, bermain game daring, memang menyenangkan. Hingga kita lupa berjam-jam waktu telah dihabiskan.  Internet memang teman terbaik menghabiskan waktu. Namun data yang berupa gambar dan suara secara global merajai sampai 63%  lalu lintas penggunaan internet (climatecare, 2021). Data kategori ini menggunakan daya internet lebih besar  dibandingkan data berupa teks. Ada beberapa cara spesifik untuk mengurangi jejak karbon bagi penikmat film atau gaming dan pengguna media sosial aktif. Semisal, menonaktifkan fitur video auto-play,  mengunduh untuk menonton film ketimbang melakukannya secara streaming, menghapusnya segera  setelah selesai ditonton, mengatur intensitas cahaya pada layar secukupnya,  menyimpan jejak penelusuran, dengan demikian akan membuat penelusuran berikut lebih efisien, mengatur daya pada perangkat secara otomatis jika ditinggalkan dan banyak cara lain.
     
  4. Untuk penggunaan internet bisnis, penelitian menunjukkan ledakan penggunaan internet di masa pandemik. Peningkatan drastis ini ditengarai merupakan akibat kebijakan berkantor dari rumah. Penggunaan fasilitas rapat dan konferensi berbasis virtual, korespondensi  dengan surat elektronik dan perangkat  pengirim pesan lain mendominasi  lalu lintas penggunaan internet di masa pagebluk. Banyak pilihan tindakan yang bisa membantu mengurangi secara signifikan penggunaan data. Seperti membatasi penggunaan kamera, dan menggunakannya hanya jika diperlukan, melangsungkan  pertemuan virtual  dengan durasi waktu yang lebih efisien, mengatur ulang pengiriman data dengan resolusi yang  lebih kecil dan jika memungkinkan, mematikan  perangkat saat ditinggalkan. Atau sesederhana membatasi penggunaan data dalam penyimpanan  dengan menghapus data berulang dan  data lama yang tidak lagi diperlukan.

Kebutuhan konsumsi setiap orang tentu berbeda, dengan demikian, cara untuk menekan jejak karbon juga bisa berbeda di sektor ini. Jadi, ini bukan perkara apakah kita sanggup untuk membayar layanan internet berkapasitas besar dan super cepat, namun mendorong lahirnya perilaku yang bertanggung jawab. Jika kita melakukannya dalam skala masif, bayangkan besarnya jejak karbon dari dunia digital dan internet yang bisa kita kurangi. Kendali ada di jari kita!

Rujukan:
https://greeneration.org/en/media/green-info/reduce-your-digital-carbon-footprint-by-decluttering-your-digital-life/ diakses, 23 Februari 2022
https://webdevavl.com/six-things-you-can-do-to-reduce-the-carbon-footprint-of-your-internet-usage/  diakses 23 Februari 2022