DKI Jakarta sedang berupaya meningkatkan jaringan taman kota dan hutan untuk mencapai cakupan minimum 20 persen untuk mengembalikan keanekaragaman hayati alami kembali ke kota. Beberapa taman umum telah diremajakan seperti Taman Lapangan Banteng, Taman Tebet, Taman Dukuh Atas.
Selama beberapa tahun terakhir, kota ini juga telah membuka partisipasi publik yang lebih luas dalam desain taman melalui Taman Maju Bersama (TMB), menggunakan desain partisipatif untuk mendorong keberlanjutan sosial dan lingkungan.
Pada tingkat kebijakan, Jakarta telah berkomitmen untuk melindungi lingkungan alam dan telah mengeluarkan peraturan Gubernur tentang pohon dan taman untuk memantau habitat alam secara hati-hati. Bersama dengan WRI, Jakarta saat ini sedang memetakan jumlah pohon dan cakupan hijau dan menggunakan data waktu nyata sebagai dasar kebijakan berbasis data di masa depan untuk memelihara habitat alami kota.
Partisipasi warga juga telah diberdayakan melalui kolaborasi pemangku kepentingan yang beragam. Pergeseran dari aktivitas indoor ke outdoor terjadi sejak COVID 19, dan kota ini terus merencanakan dan mengimplementasikan ratusan kegiatan kreatif dan olahraga yang akan diadakan di hutan dan taman umum.